Senin, 28 Februari 2011

Novel “The Man Who Forgot How to Read” Memberikan Kekuatan untuk Terus Menulis Fiksi

Bagi saya menulis adalah kebutuhan, apa lagi menulis fiksi. Dalam novel ini di ceritakan perjuangan seorang penulis yang mengidap penyakit Stroke langka yang bernama alexia sine agraphia. Dimana seseorang yang terserang penyakit ini akan mengalami sebuah kondisi : tetap bisa menulis tapi tak mampu lagi membaca, apa yang bisa ditulis tanpa bisa membaca?. Jawabannya tidak ada!.
Jika anda adalah penikmat novel detektif maka wajib dan kemungkinan tahu alias kenal dengan detektif yang bernama Benny Cooperman, tokoh yang di ciptakan oleh penulis bestseller yang banyak memenangkan berbagai penghargaan hingga fiksi ini pernah di angkat ke layar kaca, Howard Engel, dialah sang penulis lagendaris ini.
Pada suatu pagi di pertengahan musim panas di depan rumah Engel, dia sedang memungut sebuah surat kabar dan membawanya masuk, bermaksud untuk membaca berita hari itu seperti hari-hari biasanya, tapi alangkah terkejutnya dia karena dia tidak mengenali setiap huruf-huruf yang ada di surat kabar tadi. Awalnya dia merasa ada yang iseng telah mengerjainya dengan surat kabar berbahasa yang tidak bisa di kenalinya tapi ternyata dia memang benar-benar tidak bisa membaca, dia tidak bisa membedakan huruf satu dengan lainnya.
Inilah perjuangan hidup yang akan di hadapi oleh Engel, bagaimana mungkin menulis tanpa bisa membaca, bahkan secara perlahan memori dalam otaknya mengalami kemunduran yang sangat drastis, mulai dari tidak bisa membaca, bertambah menajdi tidak bisa mengingat nama-nama teman lamanya, tidak bisa mengingat nama-nama jalan, hingga buah apel dan jeruk pun tampak sama di penglihatannya.
Tapi yang menjadi saya terkagum-kagum adalah semangat yang dimilikinya untuk sembuh, semangat yang memotivasinya untuk kembali mencoba membaca dan menulis. Hingga akhirnya Engel menghubungi ahli saraf terkemuka, Dr. Oliver Sacks untuk meminta saran, karena semangat yang dimilikinya memang tidak surut maka ia pun melakukan sebuah perjalanan darat untuk menumui Dr. Oliver yang berada di New York City.
Di sini lah kita banyak belajar tentang memotivasi diri sendiri, dimana semangat yang kita miliki tidak akan tercapai jika hanya berdiam dan menghayalkannya saja, cobalah untuk bangkit dan mulai kerjakan apa yang ingin dicapai, karena orang yang bekerja keras tanpa menyerah adalah orang-orang yang berujung dengan kesuksesan.
Peranan orang-orang terdekat dalam hidup juga penting, orang-orang yang ada di sekitar kita apa lagi yang sangat dekat dengan kita akan menjadi sebuah penyuntik semangat yang tidak pernah surut. Dalam buku ini banyak pelajaran yang sangat berarti yang bisa di petik, memulai segala sesuatunya dari 0 (baca: enol) dalam keterpurukan yang bisa membuat setiap manusia putus asa, tapi jangan pernah menyerah untuk membuat pencapaian yang seringkali terpikir tidak mungkin bisa kita lakukan. Jika Engel akhirnya bisa membuktikan kerja kerasnya, dan dalam buku ini kalian bisa tahu seberapa besar rintangan serta hambatan yang di laluli olehnya. apakah hal-hal berat itu bisa menghentikannya?, ah ternyata tidak ada satu pun yang bisa menghentikannya, seperti bumi yang berputar dan mengitari matahari, tanpa lelah.
Buku yang memiliki halaman 153 ini memang wajib di baca untuk menambah motivasi dalam menulis, dimana semua fakta yang di hadapi oleh Engel di gambarkannya dengan sangat nyata dan mengagumkan. Coretan-coretan yang pernah di buatnya untuk mengisi waktu-waktu dalam perjuangannya juga ditampilkan dalam buku ini hingga bab penutupnya di isi dengan kata penutup yang di sampaikan oleh Dr. Oliver Sacks.
Perjuangan Engel ini memang akhirnya dimenangkan olehnya, belajar kembali mengenali huruf, membaca dan kemudian kembali menulis. Hal ini terbukti dengan sebuah buku detektif yang kembali di tulisnya, yang juga bercerita tentang detektif Benny Cooperman yang berjudul Memory Book.
Buku ini di terbitkan oleh Kompas Gramedia pada tahun 2009 dan sudah lama saya miliki, tapi karena waktu membaca saya seringkali sangat sempit jadi saya baru saja bisa menyelesaikan membacanya. Berkesan dan sangat memotivasi inilah gambaran untuk buku yang bertanda True Story ini.
Engel saja bisa bangkit dan memulai segalanya dari 0 (baca enol) mengapa kita tidak?. Buktikan bahwa kita juga bisa menciptakan sebuah tulisan yang menarik serta tidak biasa di Negri kita ini, buktikan kita memiliki sesuatu yang spesial dalam menulis dan memaparkan tulisan, buktikan bahwa kita juga bisa melebihi pencapaian yang telah di capai oleh Howard Engel.
12985205051332681314
DP
NB : Untuk sebuah motivasi dalam menulis fiksi.




diambil dari :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar