Jumat, 30 Mei 2008

Sore Panik !

Sore itu tak seperti biasanya. Rasa letih dan kelelahan terlihat jelas dengan matanya yang terpejam. Biasanya ada celotehan ringan yang mengisi kemacetan sore. Kali ini hening...
Aku diam tak berani mengusik. Soreku itu sepi. Aku hanya menatap jalan, kubiarkan kendaraan yang lain melewatiku. Aku tak peduli. Biasanya, aku langsung tancap gas untuk gantian menyalipnya, emang cuma dia yang pengen cepet sampe rumah?. Aku hanya berusaha setenang mungkin melajukan mobilku...
Aku sebal ketika klakson - klakson sialan itu bersautan, aku menoleh pada sosok disampingku. Ya Allah... Tiba - tiba ketakutan menyergapku. Ia begitu tenang, suara bising itu tak membuatnya berkutik sedikitpun. Berbagai pikiran buruk menari di otakku. Aku panik karena tak bisa kutemukan sedikitpun gerakan diperutnya, didadanya apalagi dalam keremangan, sebentar lagi maghrib. Ya Allah masihkah ia disini?
Aku bingung. Kuinjak pedal gas lebih kuat. Kali ini aku lebih tak peduli pada mereka yang berjalan lambat. Aku tak peduli pada jalan berlubang. Aku justru berharap goncangan itu akan membuatnya bangun, paling tidak bergerak. Tapi harapan itu tak kunjung datang. Ia seperti.... Tak lagi disini....
Rumah terlihat jelas didepan mataku, namun tak kutemukan sebentuk nafas disampingku. Kulihat jelas keriput halus diwajahnya. Usianya hampir 1/2 abad.
Dan, Ya Allah, syukurlah...
Kutepuk pelan pundaknya : Ma, sudah sampai...
Dengan tubuh yang lemah ia berjalan gontai. Adzan Maghrib bergema dari mushola tak jauh dari rumah.
Seketika aku berucap :
Ya Allah, berikanlah ibuku kesehatan dan panjang umur...