Selasa, 02 November 2010

Pergi

"Kamu belum jawab sejak aku tanyakan dulu".
"....."
"Beri aku satu alasan biar aku bisa pergi darimu". Tangan kekarnya semakin kuat merengkuhku. Membuatku susah bernafas, mengais udara.
"Kamu nggak akan pernah dapatkan jawaban itu".
"Kenapa? Pertanyaan itu akan terus berulang sampai aku tahu jawabannya". Kataku ketus.
"Aku mohon, jangan bilang ingin pergi".
"Apa aku masih harus tetap disini melihat kebahagiaan kalian? Terbuat dari apa hatimu? Aku gak sanggup" Kutepis tangannya yang ingin mengusap air mataku.
"Aku mohon, jangan menangis. Aku takut tak bisa bertemu denganmu lagi, aku teramat takut melihatmu rapuh tanpaku".

"....."
"Aku ingin terus memelukmu saat kamu sedih, aku takut melihatmu jadi lebih buruk dari sekarang". Tangannya merengkuhku lagi semakin erat ketubuhnya. "Aku mohon jangan pergi".


Sebulan kemudian.
Kesekian kalinya SMS dari Vara :
Beib, gimana kabarmu? Aku mencarimu... Tak ada yang mau memberitahuku tentang keberadaanmu sekarang. Apa kamu jadi pergi? Aku mohon, jangan pergi dariku.
Aku menggagalkan semuanya Beib. Aku mohon, kabari aku setelah kamu baca sms ini ya?
Missing you...


Bandara Djalaludin, Gorontalo, 15 September 2010
Kubaca sekali lagi SMS yang masih terbuka di layar HP ku saat keluar dari Bandara, aku masih enggan membalasnya. Hatiku berdesir, perih. Aku buka lebar - lebar kaca mobil disampingku, kuhirup dalam suasana tempat baru ku ini dan hempaskan gundahku. Angin dingin yang lembut seolah menampar wajahku, menyadarkanku bahwa disinilah hidupku sekarang. HP masih kugenggam erat. Mobil melambatkan lajunya saat memasuki Perumahan Mulawarman, aku pejamkan mataku sejenak, berkelibat bayangan Vara di segala situasi. Tuhan, Aku merindukannya. Adit menepuk bahuku pelan ketika sudah sampai di depan rumahnya. Airin dan Fio menyambutku didepan rumahnya yang asri.
"Tante Disti ya? Nama ku Fio.. " si kecil Fio menyalamiku dan mencium punggung tanganku.
Ada rasa lega dan bahagia menyelimuti hatiku saat ini.
Aku, Adistya Putri akan memulai hidupku yang baru disini bersama keluarga kecil Aditya Putra, saudara tiriku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar