Minggu, 24 April 2011

(membangun)(bertahan)(kehancuran)

07.56 am
Yang namanya menghancurkan pertahanan tuh memang gampang banget. terlebih jika lawan kita kuat, dalam arti segalanya. Seperti pagi ini, Aku udah mempersiapkan hati dan mencoba membangun kekuatan dari kemaren untuk 'bicara' untuk mncoba siap jika kenyataan yang aku terima nanti tidak sesuai dengan keinginan. Aku harus siap kecewa. Aku lagi - lagi terduakan, kali ini benar - benar orang lain, bukan pekerjaan. Ternyata dia orang yang lebih sabar dan lebih kuat untuk mendapatkan kekasihku.
Menyerah, aku rasa lebih baik. Bukan untuk kalah, tapi lebih pada membangun kekuatan lagi untuk esok. Menyerah pada cinta yang tidak mungkin aku paksakan, menyerah pada kenyataan yang sangat menyakitkan. Yang aku lakukan hanya mencoba membuat pertahanan, agar aku tidak semakin rubuh karena kecewa. membuat pertahanan agar aku bisa tegar lagi tuk hadapi kenyataan selanjutnya yang gak pernah kita tahu. Aku kenal tubuhku aku kenal hatiku. Aku tahu yang bisa buat aku kuat dan hal apa yang bisa patahkan semangatku. Hanya Kamu!
Dan pagi ini tiba - tiba pertahananku ambrol ketika mendengar suaramu merajuk, suara yang paling aku suka, suara saat - saat kamu memanjakanku. Padahal aku sedang bersiap untuk terima amarahmu, aku sedang bersiap untuk pergi dan kehilanganmu.
Seharusnya toh aku tak perlu terkejut, karena hal ini pun telah berulang kali terjadi. Marah, ngambek, diem - dieman, lalu baikan lagi seolah gak pernah terjadi apapun. Semua dianggap wajar. Dan aku selalu yakin, nanti pasti akan baik - baik saja *sigh*.


11.08 am
Aku gak tahu gimana mengartikan rasa ini. Ternyata aku belum cukup kuat untuk mengakhirinya. Aku tak kuasa mendengar tawanya, suaranya, ciuman - ciuman lucunya di akhir obrolan tadi. Aku gak tau dia tulus atau palsu, sekedar ingin buat aku senang. Sangat naif. Nyatanya aku senang.
Dan terjadi lagi, seolah tak terjadi apapun. Sedikit kaku, tak ada amarah, cercaan ataupun sindiran sinis. Entah kemana mereka tiba - tiba sembunyi. Dia berusaha seolah keadaan kami baik - baik saja. Aku gak ngerti yang dia rasa saat ini. Aku gak peduli. Ya, kembali aku membangun pertahanan. Meyakinkan diriku sendiri bahwa Ia mencintaiku. Tak perlu yang lain. Aku hanya harus sabar, harus lebih berjuang lagi dan lebih berkorban dan lebih lagi. Karena aku memang ingin begitu. Dan lebih tepatnya, aku tak ingin semua ini berakhir, aku menginginkan dia.
Tuhan, ampuni aku. Ampuni aku jika takabur, ampuni aku jika tak hiraukan petunjukMu. Ampuni aku jika tak mampu hapus kasih ini. Aku terlalu mencintainya Ya Rabb. Aku tak ingin kehilangan dia. Aku hanya ingin bahagia bersamanya..


"Memintalah padaNya meski nampak mustahil"
Tak ada yang mustahil di dunia ini kan Tuhan? Aku akan terus berdoa, hingga kemustahilan itu terlihat nyata.



*sesobek kertas yang mampu menampung rasa*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar