Tuk ketigakalinya aku baca “Test Pack”. Tetep gak bikin bosen. Malah jadi inspirasi, buat aku berpikir lagi tentang suatu pernikahan. Bukan, bukan hal tentang ‘penyerbukan’ atau ‘infertil’. Tapi tentang komitmen. Aku meragukannya. Apakah Dia juga punya komitmen yg sama denganku..
Benar juga yg dibilang Ninit –penulis buku ini-, orang sering mendasarkan cinta dengan sesuatu yg indah. Karena fisik yg indah, karena kejeniusannya, kekayaannya. Tp gimana kalo semua itu musnah? Apakah cinta itu juga ikut musnah? I love you because i want it to. Aku mencintaimu karena memang aku ingin mencintaimu, bukan karena hal yang lainnya. Itulah komitmen yg sebenarnya.
Kalo mw ngutip neh,
Komitmen adalah sumber kekuatan bukan sesuatu yg justru membuat orang takut untuk menghadapinya. Komitmen adalah sumber kekuatan istri untuk pergi jauh melihat baik buruknya suami. Menerima dia ketika sedang tampan dan menerima juga manakala dia sedang menguap dengan jeleknya saat bangun pagi. Komitmen adalah sumber kekuatan bagi seorang suami ketika mengetahui seorang wanita lain mengajaknya berselingkuh dan ia memilih pulang kerumah untuk makan malam dengan istri dan berbagi kisah dengan tertawa. (Test Pack – h.223)
That’s why we need commitment B,
I really love you because i want it too.
Mungkin aku salah, tp yg aku rasa begitulah adanya. Memiliki dan mencintaimu tak akan pernah membuat diriku menyesal. Aku bahagia bersamamu B. Apakah kamu juga merasakan hal yg sama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar